Gemar Beternak
- obat ternak
- bekicot
- kucing anggora
- hamster
- kelinci
- kambing
- sapi potong
- bebek
- ayam kampung
- ayam kalkun
- ayam petelur
- ayam potong
- puyuh
- perkutut
- walet
- jalak suren
- pleci
- burung cendet/pentet
- burung kacer
- anis merah
- love bird
- burung kenari
- burung murai batu
- jangkrik
- kroto
- lebah madu
- cupang
- koi
- nila
- gurame
- lele
- belut
- lobster air tawar
- microworm
- cacing sutera
- cacing tanah
Minggu, 09 Oktober 2016
Memanen Cacing Renik (Microworm)
Memelihara cacing renik (microworm) pada media yang tepat dengan nutrisi sesuai sangat menyenangkan. Menyaksikan ribuan, ratusan ribu, bahkan jutaan mereka menari bersama dalam irama harmonis sungguh menggembirakan.
Cacing renik biasanya dipanen dengan cara menangkap atau lebih tepat menyapu mereka yang merayap di dinding wadah pemeliharaan (Foto 1). Pemanenan dilakukan dengan jari, cotton bud, pisau tumpul, stick es krim dan sejenisnya. Meskipun demikian, pada kenyataannya sebagian besar dari mereka tetap berada di media. Hanya sebagian kecil saja yang merayap di dinding wadah. Memanen langsung dari media bukan ide yang bagus karena sebagian dari media akan terbawa dan dapat menjadi bahan pencemar. Akan tetapi dengan trik tertentu hal tersebut dapat dilakukan dengan memuaskan. Saya menggunakan kapas sintetis (synthetic cotton wool) untuk melakukannya.
Potong kapas sintetis sesuai dengan ukuran yang diinginkan, atau sesuaikan dengan ukuran wadah media pemeliharaan. Gunakan kapas sintetis hanya setebal kurang lebih 1-2 mm saja dengan cara menyobek kapas sintetis secara hati-hati searah jalur kapas sintetis tersebut. Lembabkan kapas sintentis dengan air dan letakkan diatas media. Dalam waktu beberapa menit kapas tersebut akan segera dipanjati oleh ribuan cacing. Letakkan satu lembar kapas sintetik setebal 1-2 mm lagi diatas kapas yang pertama. Lapisan kapas sintetis kedua inilah yang akan dipanen secara rutin. Dalam waktu beberapa jam lapisan kapas kedua akan dipenuhi oleh cacing renik dan siap dipanen (Foto 2) . Dengan ukuran kapas 4.5 x 4.5 cm setiap panen saya bisa mendapatkan endapan cacing hidup setebal 0.5 cm di dasar gelas ukur 100 ml atau sekitar 10 ml. Cukup untuk memberi makan mulut-mulut kecil yang kelaparan.
Foto 3 dan 4 (diunggah pada tanggal 19/10/2013) adalah foto microworm di bawah mikroskop dengan pembesaran berbeda
(Foto oleh Wahyu Purwakus
sumber:
w.purwakusuma.staff.ipb.ac.id
Cara Membuat Adonan Micro Worm
Membuat Adonan Micro Worm
Sebelumnya saya ingin mengucapkan salam kepada pecinta ikan mania
Assalamualaikum Wr' Wb'
Saya ingin berbagi cara merawat, membuat microworm agar kandungan nutrizi gizi Micro worm tidak hilang apa itu Micro worm ?
Microworm Adalah cacing putih berukuran 2mm dan banyak kandungan gizi untuk pakan burayak ikan saking kecilnya cacing kecil inisangat di sukai oleh burayak ikan, diantaranya :
Gupy, Neon, apalagi ikan Cupang sangat mengesankan selera makanya,
Perlu diketahui bahwa Micro worm itu makanan hidup bagi para ikan jadi sangat baik kandungan yang ada di dalam Micro Worm itu sangat tinggi diantaranya :
- Protein 48%
- Lemak 21%
- Glikogen 7%
- Asam Organik 1%
- Air 23%
Oke cukup testimoninya langsung aja ke TKP
Siapkan Alat - Alatnya Sebagai berikut :
- Toples,
- Obeng,
- Kain bekas masker,
- Ragi,
- Selotip / Masking,
- Oat Meal / Tepung Maizenaku
Oke Gambarnya sebagai berikut :

Setelah itu buat media penyimpananya lubangi tutup toples untuk udara pernapasan micro worm dan tutup bagian yang sudah kita lubangi tadi dengan kain bekas masker lalu rekatkan dengan selotip atau masking,
fungsi dari kita menutup dengan kain ini dikarenakan untuk menghindari predator yang akan memangsanya, contoh : semut, lalat atau hewan lainya yang akan mengkontaminasi adonan Micro worm,

Nah tempat media sudah jadi, lalu kita membuat adonan microworm, langkahnya sbb :
Rebus lah air secukup sampai mendidih, lalu siapkan makanan Oatmeal / Maizenaku terserah mau pilih yang mana beda bahan beda ketahananya ya, contoh oatmeal itu cepat sekali medianya menjadi encer sekitar 3 - 4 hari, sedangkan Tepung maizenaku sangat lama sekitar 1 minggu baru mengalami perubahan untuk menjadi encer, untuk kualitas hampir sama cuma aroma agak segar dibandingkan dengan menggunakan oatmeal, tampilanpun sangat menggoda he,,, udah kaya makanan kita,,,,he,,,,,
Air yang sudah mendidih siramkan ke adonan yang telah kita siapkan lalu buatlah adonan seperti membuat bubur Sun makanan untuk bayi, jangan terlalu banyak air karena media ini akan menjadi cair setelah 1-2 harian seperi ini ya :

Next step taburi ragi sedikit saja, Banyak pertanyaan yang diajukan ke saya kenapa sih pakai ragi apa fungsinya ?
Ragi berfungsi sebagai pengawet agar media menjadi lebih awet & bisa bertahan 3 minggu sebelum membusuk maka buatlah media baru,
Bisa tidak kalau tidak di taburi ragi ?,
Tentu bisa dan itu sangat baik karena zat asam yang ada di dalam ragi tidak ada dalam media & cacingnya, tetapi apakah kita akan membuatnya terus menerus selang 3 hari or 1 minggu he,,,
Oke media sudah jadi & tunggu selang 1 hari atau 2 hari media sudah mulai encer, bila sudah terlihat media mengalami perubahan menjadi encer aduk merata ya gan, biasanya media atas dengan media bawahnya berbeda atas masih keras tapi bawah sudah encer maka lihat dengan teliti,
Lalu bersihkan dinding media sampai benar - benar bersih ya dikarenakan dinding media untuk tempat merayap micro worm agar mudah cara pemanenanya seperti ini :

Nah tu khan setelah 3-4 hari sudah banyak yang merayap,,,,he,,,,
Untuk cara pemanenan microworm sangat mudah cukup oles dengan jari telunjuk lalu berikan ke anakan ikan agan ya, atau tampung dulu dengan menggunakan toples yang berisi air bersih sebelum di berikan ke anakan ikanya, lalu ambil medianya dengan menggunakan sedotan / pinset atau mainan bekas suntikan lalu sambung dengan selang nah lalu berikan ke burayak - burayak ikan, Artikel ini dibuat dari pengalaman yang saya sudah lakukan,
oke semoga bermanfaat, Cmiiw
Mungkin ada masukan dari para breeder ikan yang lain ataukah menggunakan wortel yang sudah dihaluskan
Atau sejenis media yang lain
Seidikit kata saya ucapkan,
sumber:
ikanmaniaindonesia.blogspot.co.id
Cara Merawat Anakan Ikan Cupang
Setelah berhasil membiakkan ikan cupang dengan proses perkawinan seperti pada artikel sebelumnya : cara mengawinkan ikan cupang, biasanya anakan ikan cupang dipelihara oleh pejantan, namun sebisa mungkin tidak membiarkan anak cupang (burayak) dibiarkan dan diserahkan pada pejantan untuk waktu yang lama, untuk menjaga kemungkinan dimangsa atau dimakan sendiri.
Kasus indukan memakan anakan sendiri (kanibal) sudah biasa pada jenis ikan ini, terlebih dalam kondisi terpaksa, misalnya karena kurang makan atau stres sehingga induk akan menyerang anakan. Karena itu sebaiknya setelah telur menetas pejantan segera dipisahkan setelah beberapa hari, setelah sebelumnya indukan juga sudah diangkat dan ditempatkan pada wadah yang lain.
Untuk selanjutnya perawatan bisa dilakukan sendiri dengan memberi makan berupa jentik nyamuk atau kutu air.
Berikut ini cara memelihara dan merawat anak ikan cupang serta makanan anak ikan cupang kecil:
1. Mengangkat Pejantan dari pemijahan
Pengangkatan ini bisa dilakukan setelah 4 hari sejak telur menetas atau bisa lebih lama misalnya 2 minggu tergantung sikap pejantan dalam merawat anaknya. Biasanya penjantan yang baru saja dikawinkan dan belum berpengalaman memilihara anakannya sendiri, akan menyantap anaknya sendiri, jika tidak banyak anakan yang mati berarti pejantan bisa merawat anaknya dengan baik
2. Setelah Pejantan Diangkat
Setelah pejantan dipisahkan dari tempat pemijahan, selajutnya bisa memberi makan berupa jentik atau kutu air. Pemberian pakan ini juaga perlu hati-hati. 2 hari sejak menetas biarkan saja jangan diberi makan
3. Telur Rebus
Makanan ikan cupang yang baru berumur tiga hari bisa diberi makan berupa telur rebus ambil kuningnya saja hngga usia 8-10 hari
4. Jentik Nayamuk
Setelah usia 8 hari anakan cupang bisa diberi makan jentik nyamuk (cuk), cacing sutera atau kuti air. Bisa diberikan secara bergantian selama 4 minggu. Setelah 4 minggu bisa meberinya cacing sutera saja atau makanan yang lebih mudah didapatkan.
5. Kebersihan
Kebersihan air sangat menentukan keberhasilan saat memelihara anak cupang. Pastikan untuk selalu mengantinya 3 hari sekali. Tapi pada minggu pertama setelah telur menetas jangan diganti karena anakan masih rentan dan lemah.
6. Suhu Air
Untuk menjaga suhu air tetap stabil berikan enceng godok yang berfungsi sebagai tampat anakan berenang dan bersembunyi. Pemberian enceng gondok dalam kolam atau aquarium pemijahan sangat penting dilakukan untuk menstabilkan perubahan suhu air dalam aquarium sekaligus sebagai peneduh bagi anakan ikan.
Langkah-langkah cara merawat anak ikan cupang yang seperti telah disebutkan diatas, jika dilakukan dengan benar akan menghasilkan anak ikan cupang sehat dengan tingkat keberhasilan 70 persen.
sumber:
www.tuliat.com
Kasus indukan memakan anakan sendiri (kanibal) sudah biasa pada jenis ikan ini, terlebih dalam kondisi terpaksa, misalnya karena kurang makan atau stres sehingga induk akan menyerang anakan. Karena itu sebaiknya setelah telur menetas pejantan segera dipisahkan setelah beberapa hari, setelah sebelumnya indukan juga sudah diangkat dan ditempatkan pada wadah yang lain.
Untuk selanjutnya perawatan bisa dilakukan sendiri dengan memberi makan berupa jentik nyamuk atau kutu air.
Berikut ini cara memelihara dan merawat anak ikan cupang serta makanan anak ikan cupang kecil:
1. Mengangkat Pejantan dari pemijahan
Pengangkatan ini bisa dilakukan setelah 4 hari sejak telur menetas atau bisa lebih lama misalnya 2 minggu tergantung sikap pejantan dalam merawat anaknya. Biasanya penjantan yang baru saja dikawinkan dan belum berpengalaman memilihara anakannya sendiri, akan menyantap anaknya sendiri, jika tidak banyak anakan yang mati berarti pejantan bisa merawat anaknya dengan baik
2. Setelah Pejantan Diangkat
Setelah pejantan dipisahkan dari tempat pemijahan, selajutnya bisa memberi makan berupa jentik atau kutu air. Pemberian pakan ini juaga perlu hati-hati. 2 hari sejak menetas biarkan saja jangan diberi makan
3. Telur Rebus
Makanan ikan cupang yang baru berumur tiga hari bisa diberi makan berupa telur rebus ambil kuningnya saja hngga usia 8-10 hari
4. Jentik Nayamuk
Setelah usia 8 hari anakan cupang bisa diberi makan jentik nyamuk (cuk), cacing sutera atau kuti air. Bisa diberikan secara bergantian selama 4 minggu. Setelah 4 minggu bisa meberinya cacing sutera saja atau makanan yang lebih mudah didapatkan.
5. Kebersihan
Kebersihan air sangat menentukan keberhasilan saat memelihara anak cupang. Pastikan untuk selalu mengantinya 3 hari sekali. Tapi pada minggu pertama setelah telur menetas jangan diganti karena anakan masih rentan dan lemah.
6. Suhu Air
Untuk menjaga suhu air tetap stabil berikan enceng godok yang berfungsi sebagai tampat anakan berenang dan bersembunyi. Pemberian enceng gondok dalam kolam atau aquarium pemijahan sangat penting dilakukan untuk menstabilkan perubahan suhu air dalam aquarium sekaligus sebagai peneduh bagi anakan ikan.
Langkah-langkah cara merawat anak ikan cupang yang seperti telah disebutkan diatas, jika dilakukan dengan benar akan menghasilkan anak ikan cupang sehat dengan tingkat keberhasilan 70 persen.
sumber:
www.tuliat.com
Jenis-jenis ikan cupang
Ikan cupang (Betta sp.) dikenal sebagai ikan petarung, agresif dan suka menyerang. Beberapa jenis ikan cupang memiliki warna tubuh yang menarik, bentuk siripnya indah, gerakannya tenang dan berwibawa. Ikan cupang dipelihara sebagai ikan hias dan ikan aduan.
Habitat asli ikan cupang tersebar di wilayah Asia Tenggara, meliputi Thailand, Vietnam, Kamboja, Malaysia, Brunei dan Indonesia. Ikan ini banyak ditemukan di rawa-rawa, danau, lubuk, sawah, dan selokan yang menggenang.
Kebanyakan pehobi mengenal jenis ikan cupang dengan berbagai sebutan nama indah, seperti bulan sepotong (halfmoon), serit (crown tail), laga (plakat), cagak (double tail), dan berbagai variasi silangannya. Nama-nama tersebut ditentukan dari bentuknya, misalnya halfmoon memiliki sirip yang membentuk setengah lingkaran, serit memiliki sirip yang bergerigi runcing seperti sisir.
Namun tahukah Anda, jenis-jenis tersebut sebenarnya hanya sebagian kecil dari hasil silangan ikan cupang yang ada di alam?
Klasifikasi ilmiah ikan cupang
Dalam klasifikasi ilmiah, ikan cupang termasuk dalam keluarga Osphronemidae, genus Betta, spesies Betta sp. Menurut Fish Identification, hingga saat ini telah diketahui 73 spesies ikan cupang yang terdapat di alam.
Spesies-spesies tersebut dikelompokkan ke dalam kompleks. Pengelompokkan ini dibuat untuk tujuan konservasi, kemudahan budidaya dan penyilangan (breeding).
Saat ini terdapat lebih dari 13 kompleks ikan cupang, yang paling populer adalah splendens complex. Antar spesies dalam satu kompleks biasanya bisa disilangkan. Splendens complex terdiri dari lima spesies, diantaranya Betta stiktos, Betta mahachai, Betta smaragdina, Betta imbellis, dan Betta splendens itu sendiri.
Kebanyakan ikan cupang yang dijual dipasaran berasal dari kelompok splendens complex. Jenis yang paling populer adalah Betta splendens atau sering juga disebut sebagai Siamese fighting fish alias ikan petarung dari Siam. Beberapa silangan dari Betta splendens menghasilkan jenis-jenis ikan cupang yang menarik.
Jenis ikan cupang populer
Seperti sudah disinggung sebelumnya, para breeder dan pehobi mengelompokkan jenis ikan cupang berdasarkan penampakan bentuk dan warnanya. Setiap hasil silangan yang mempunyai bentuk dan karakter yang khas, akan diberikan nama tersendiri. Jenis-jenis ikan cupang yang paling populer adalah sebagai berikut.
Bentuk cupang berdasarkan penilaian kontes Masyarakat Cupang Hias Indonesia (MCHI), dari kiri ke kanan (1) Halfmoon, (2) Crown Tail, (3) Plakat, (4) Double Tail. (Gambar: MCHI)
1. Halfmoon (bulan sepotong)
Seperti namanya, jenis ikan cupang halfmoon memiliki sirip dan ekor yang seolah menyatu membentuk setengah lingkaran. Bila dilihat dari samping, sirip ikan halfmoon berbentuk seperti bulan sebelah. Ikan cupang halfmoon dipelihara karena keindahannya. Jenis ini mempunyai varian warna yang beragam mulai dari merah menyala, kuning, dan varian warna lainnya.
2. Crown tail (serit)
Indonesia mungkin bisa sedikit berbangga, karena ikan cupang serit dilahirkan oleh para breeder dari daerah Slipi, Jakarta. Cupang serit menjadi mendunia karena variasi keindahannya. Di sebut crown tail atau ekor mahkota, karena bila dibalik menghadap ke atas serit-serit pada ekornya terlihat seperti mahkota raja.
Jenis ikan cupang serit memiliki banyak varian. Ada yang seritnya tunggal, dimana dalam setiap serit hanya terdapat satu tulang sirip. Ada juga yang berserit dua atau serit ganda. Keindahan ikan cupang serit sudah diakui dunia dan dipertandingkan di International Betta Congress (IBC).
3. Plakat (petarung)
Plakat berasal dari istilah di Thailand yang artinya kurang lebih adalah tarung atau laga. Sesuai dengan namanya, jenis ikan cupang ini biasa digunakan sebagai cupang aduan. Thailand memang memiliki tradisi adu cupang yang sudah melegenda.
Sirip dan ekor cupang plakat biasanya pendek tidak menjumbai seperti serit dan halfmoon. Karena pendek, sirip tersebut memberikan kesan kokoh dan kekar. Gerakan ikan cupang plakat tidak terlalu anggun tapi terlihat lebih sangar.
4. Dauble tail (cagak)
Disebut double tail karena bagian ekornya terbelah dua, seperti bercagak dua. Jenis ikan cupang double tail tergolong sulit dikembangkan. Oleh karena itu keberadaannya masih jarang dijumpai di pasaran.
5. Giant (raksasa)
Ikan cupang raksasa ini berhasil dikembangkan breeder dari Thailand. Ukuran terbesarnya mencapai 12 cm, jauh lebih besar dari jenis ikan cupang lainnya. Cupang raksasa ini dikembangkan dari cupang plakat, yang disilangkan dengan cupang lainnya. Saat ini, berbagai terdapat berbagai jenis ikan cupang raksasa, diantaranya halfmoon giant, double tail giant dan crown tail giant.
Cupang hias vs cupang adu
Sebenarnya tak ada aturan jelas yang membedakan cupang hias dan cupang adu. Semua splendens complex berkarakter agresif dan bisa di adu. Jadi sangat tergantung pada pemiliknya, karena cupang hias pun sebenarnya bisa menjadi petarung yang tangguh. Dan cupang adu pun ada yang elok untuk dipandang.
Namun meskipun begitu, kita bisa memperkirakan karakter dan postur seperti apa yang bisa dijadikan cupang adu. Sehingga dengan sedikit latihan, bisa menjadi petarung yang tangguh. Begitu juga dalam menentukan cupang hias. Kita bisa memperkirakan ikan seperti apa yang mempunyai bakat sebagai cupang hias.
sumber:
alamtani.com
Cara Budidaya Ikan Cupang
Cara praktis budidaya ikan cupang
Ikan cupang merupakan salah satu ikan hias yang mudah dipelihara. Budidaya ikan cupang tidak memerlukan tempat luas dan modal yang besar. Bisa dilakukan sebagai usaha rumahan.
Ikan cupang (Betta sp.) adalah ikan air tawar dari daerah tropis. Banyak ditemukan di perairan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di alam bebas ikan ini hidup berkelompok. Habitatnya ada di rawa-rawa, danau, dan sungai yang arusnya tenang.
Salah satu keistimewahan ikan cupang adalah daya tahannya. Sanggup hidup dalam lingkungan air minim oksigen. Bisa dipelihara dalam toples kecil tanpa menggunakan aerator. Kemampuan ini didapat karena ikan cupang memiliki rongga labirin seperti pada paru-paru manusia. Labirin tersebut bisa membuatnya bertahan pada lingkungan miskin oksigen.
Jenis ikan cupang
Dilihat dari kecamata para pehobi dikenal dua macam ikan cupang, yakni cupang hias dan cupang adu. Cupang hias dipelihara untuk dinikmati keindahan bentuk, warna dan gerakannya. Sedangkan cupang adu dipelihara untuk di adu. Perlu diketahui, di beberapa negara mengadu cupang termasuk tindakan ilegal.
Cupang hias dan cupang adu dibedakan berdasarkan bentuk dan sifat agresifitasnya.
Masyarakat ilmiah mencatat lebih dari 73 spesies ikan cupang yang ada di bumi ini. Namun tidak semua dari spesies tersebut populer sebagai ikan peliharaan. Spesies ikan cupang yang beredar di pasaran kebanyakan berasal dari kelompok splendens complex, yang terdiri dari Betta splendens, Betta stiktos, Betta mahachai, Betta smaragdina dan Betta imbellis. Serta varian hasil silangan dari spesies-spesies tersebut.
Memilih indukan ikan cupang
Untuk memulai budidaya ikan cupang, langkah pertama yang harus disiapkan adalah mendapatkan indukan atau bibit berkualitas. Indukan yang baik sebisa mungkin berasal dari keturunan unggul, kondisinya bugar, bebas penyakit dan cacat bawaan. Simpan indukan jantan dan betina di tempat terpisah.
Tips membedakan cupang jantan dan betina!
Jantan: gerakannya lincah, sirip dan ekor lebar mengembang, warna cerah, tubuhnya lebih besar. Betina: gerakannya lebih lamban, sirip dan ekor lebih pendek, warna kusam, tubuh lebih kecil.
Sebelum pemijahan dilakukan, pastikan indukan jantan dan betina sudah masuk dalam fase matang gonad atau siap untuk dikawinkan. Adapun ciri-ciri indukan yang telah menunjukkan siap kawin adalah sebagai berikut.
Untuk cupang jantan:
Untuk cupang betina:
Pemijahan ikan cupang
Setelah indukan jantan dan indukan betina siap untuk memijah, sediakan tempat berupa wadah dari baskom plastik atau akuarium kecil dengan ukuran 20x20x20 cm. Siapkan juga gelas plastik untuk tempat ikan cupang betina. Sediakan juga tumbuhan air seperti kayambang.

Tempat yang diperlukan untuk pemijahan ikan cupang
Dalam satu kali perkawinan, ikan cupang bisa menghasilkan hingga 1000 butir telur. Telur tersebut akan menetas dalam waktu 24 jam setelah pembuahan. Berdasarkan pengalaman para pembudidaya, tingkat kematian pembenihan ikan cupang cukup tinggi. Dalam satu kali kawin biasanya hanya dapat dipanen 30-50 ikan cupang hidup.
Indukan jantan bisa dikawinkan hingga 8 kali dengan interval waktu sekitar 2-3 minggu. Sedangkan indukan betina disarankan hanya dikawinkan satu kali saja. Bila dipaksakan, pada perkawinan berikutnya akan terjadi penurunan keragaman jenis kelamin. Dimana anakan ikan semakin didominasi kelamin betina.
Berikut langkah-langkah pemijahan ikan cupang:
Pakan ikan cupang
Pakan favorit yang biasa diberikan pada ikan cupang adalah kutu air , cacing sutera dan larva nyamuk. Pakan sebaiknya diberikan sesering mungkin, misalnya 3-4 kali sehari. Semakin sering frekuensinya semakin baik. Lebih baik sedikit-sedikit tapi sering dari pada sekaligus banyak. Hal ini untuk mengurangi resiko penumpukan sisa pakan yang bisa mengakibatkan berkembangnya penyakit.
Kutu air bisa didapatkan di selokan-selokan yang tergenang, atau membelinya dari toko akuarium. Kalau tidak memungkinkan, kita bisa membudidayakan kutu air sendiri.
Perawatan ikan cupang
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, ikan cupang relatif tahan banting. Bisa dipelihara dalam akuarium tanpa menggunakan aerator. Ikan ini tahan terhadap kondisi air yang minim oksigen. Walaupun begitu, disarankan untuk tetap menjaga kualitas air dengan memberinya aerasi dan filter pembersih. Agar ikan bisa berkembang sempurna dan selalu dalam kondisi bugar. Terutama untuk perawatan ikan kontes.
Tidak disarankan memelihara lebih dari satu ikan cupang jantan yang telah dewasa dalam satu akuarium. Terlebih bila ukuran akuariumnya kecil dan tidak ada tempat berlindung. Ikan-ikan tersebut bisa saling menyerang satu sama lain. Akibatnya, sirip-siripnya tidak mulus dan warnanya kurang keluar.
Khusus untuk ikan cupang aduan, kita bisa memasukkannya ke dalam toples kaca kecil. Berdasarkan beberapa pengalaman, agar ikan lebih agresif simpan di tempat yang gelap. Jangan meletakkan toples ikan secara berdekatan. Karena ikan cupang aduan akan terus dalam kondisi siap menyerang dan membenturkan dirinya ke kaca. Berikan sekat tidak tembus pandang di antara toples-toples tersebut.
Gantilah air yang terdapat dalam wadah secara berkala. Lihat apakah ada penumpukan kotoran dan sisa pakan pada dasar wadah. Penumpukan tersebut bisa menimbulkan penyakit bahkan kematian pada ikan karena pencemaran air.
sumber:
alamtani.com
Ikan cupang merupakan salah satu ikan hias yang mudah dipelihara. Budidaya ikan cupang tidak memerlukan tempat luas dan modal yang besar. Bisa dilakukan sebagai usaha rumahan.
Ikan cupang (Betta sp.) adalah ikan air tawar dari daerah tropis. Banyak ditemukan di perairan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di alam bebas ikan ini hidup berkelompok. Habitatnya ada di rawa-rawa, danau, dan sungai yang arusnya tenang.
Salah satu keistimewahan ikan cupang adalah daya tahannya. Sanggup hidup dalam lingkungan air minim oksigen. Bisa dipelihara dalam toples kecil tanpa menggunakan aerator. Kemampuan ini didapat karena ikan cupang memiliki rongga labirin seperti pada paru-paru manusia. Labirin tersebut bisa membuatnya bertahan pada lingkungan miskin oksigen.
Jenis ikan cupang
Dilihat dari kecamata para pehobi dikenal dua macam ikan cupang, yakni cupang hias dan cupang adu. Cupang hias dipelihara untuk dinikmati keindahan bentuk, warna dan gerakannya. Sedangkan cupang adu dipelihara untuk di adu. Perlu diketahui, di beberapa negara mengadu cupang termasuk tindakan ilegal.
Cupang hias dan cupang adu dibedakan berdasarkan bentuk dan sifat agresifitasnya.
Masyarakat ilmiah mencatat lebih dari 73 spesies ikan cupang yang ada di bumi ini. Namun tidak semua dari spesies tersebut populer sebagai ikan peliharaan. Spesies ikan cupang yang beredar di pasaran kebanyakan berasal dari kelompok splendens complex, yang terdiri dari Betta splendens, Betta stiktos, Betta mahachai, Betta smaragdina dan Betta imbellis. Serta varian hasil silangan dari spesies-spesies tersebut.
Memilih indukan ikan cupang
Untuk memulai budidaya ikan cupang, langkah pertama yang harus disiapkan adalah mendapatkan indukan atau bibit berkualitas. Indukan yang baik sebisa mungkin berasal dari keturunan unggul, kondisinya bugar, bebas penyakit dan cacat bawaan. Simpan indukan jantan dan betina di tempat terpisah.
Tips membedakan cupang jantan dan betina!
Jantan: gerakannya lincah, sirip dan ekor lebar mengembang, warna cerah, tubuhnya lebih besar. Betina: gerakannya lebih lamban, sirip dan ekor lebih pendek, warna kusam, tubuh lebih kecil.
Sebelum pemijahan dilakukan, pastikan indukan jantan dan betina sudah masuk dalam fase matang gonad atau siap untuk dikawinkan. Adapun ciri-ciri indukan yang telah menunjukkan siap kawin adalah sebagai berikut.
Untuk cupang jantan:
- Berumur setidaknya 4-8 bulan
- Bentuk badan panjang
- Siripnya panjang dan warnanya terang atraktif
- Gerakannya agresif dan lincah
Untuk cupang betina:
- Berumur setidaknya 3-4 bulan
- Bentuk badan membulat, bagian perut sedikit buncit
- Siripnya pendek dan warnanya kusam tidak menarik
- Gerakannya lambat
Pemijahan ikan cupang
Setelah indukan jantan dan indukan betina siap untuk memijah, sediakan tempat berupa wadah dari baskom plastik atau akuarium kecil dengan ukuran 20x20x20 cm. Siapkan juga gelas plastik untuk tempat ikan cupang betina. Sediakan juga tumbuhan air seperti kayambang.
Tempat yang diperlukan untuk pemijahan ikan cupang
Dalam satu kali perkawinan, ikan cupang bisa menghasilkan hingga 1000 butir telur. Telur tersebut akan menetas dalam waktu 24 jam setelah pembuahan. Berdasarkan pengalaman para pembudidaya, tingkat kematian pembenihan ikan cupang cukup tinggi. Dalam satu kali kawin biasanya hanya dapat dipanen 30-50 ikan cupang hidup.
Indukan jantan bisa dikawinkan hingga 8 kali dengan interval waktu sekitar 2-3 minggu. Sedangkan indukan betina disarankan hanya dikawinkan satu kali saja. Bila dipaksakan, pada perkawinan berikutnya akan terjadi penurunan keragaman jenis kelamin. Dimana anakan ikan semakin didominasi kelamin betina.
Berikut langkah-langkah pemijahan ikan cupang:
- Isi tempat pemijahan dengan air bersih setinggi 10-15 cm. Seabagai catatan gunakan air tanah atau air sungai yang jernih. Endapkan terelebih dahulu air yang akan dipakai setidaknya selama satu malam. Hindari penggunaan air dalam kemasan atau air PAM yang berbau kaporit.
- Tambahkan kedalam wadah tersebut tanaman air, sebagai tempat burayak berlindung. Tapi penempatan tanaman air jangan terlalu padat. Karena tanaman air berpotensi mengambil oksigen terlarut yang ada dalam air.
- Masukkan ikan cupang jantan yang telah siap kawin. Biarkan ikan tersebut selama satu hari dalam wadah. Ikan cupang jantan akan membuat gelembung-gelembung udara. Gunanya untuk menyimpan telur yang sudah dibuahi. Untuk memancing si jantan membuat gelembung, masukkan ikan cupang betina tetapi dipisah. Caranya, ikan betina dimasukkan dalam gelas plastik bening (bekas gelas akua) dan benamkan ke dalam aquarium dimana ikan jantan berada.
- Setelah indukan jantan membuat gelembung, masukkan indukan betina. Waktu pemijahan ikan cupang biasanya terjadi sekitar pukul 7-10 pagi atau pukul 4-6 sore. Ikan cupang cukup sensitif ketika kawin, sebaiknya tutup wadah dengan koran atau letakkan di ruang yang terhindar dari hilir mudik orang dan suara bising.
- Setelah terjadi pembuahan angkat segera indukan betina, karena yang bertanggung jawab membesarkan dan menjaga burayak adalah cupang jantan. Dengan mulutnya si jantan akan memunguti telur yang telah dibuahi dan meletakkannya pada gelembung-gelembung tadi. Apabila indukan betina tidak diangkat, maka telur-telur yang telah dibuahi akan dimakan si betina.
- Setelah kurang lebih satu hari telur-telur tersebut akan menjadi burayak. Selama 3 hari kedepan burayak tidak perlu diberi pakan karena masih ada nutrisi yang terbawa dalam telur. Ikan cupang jantan juga akan berpuasa selama menjaga burayak.
- Setelah tiga hari terhitung sejak telur menetas, berikan kutu air (moina atau daphnia). Pemberian pakan jangan lebih banyak dari burayak karena pakan akan mengotori air dan menyebabkan kematian pada burayak.
- Indukan jantan baru diambil setelah burayak berumur 2 minggu terhitung sejak menetas. Pindahkan burayak tersebut pada wadah yang lebih besar dan berikan kutu air yang lebih besar atau larva nyamuk.
- Setelah 1,5 bulan, ikan sudah bisa dipilah berdasarkan jenis kelaminnya. Kemudian pisahkan ikan-ikan tersebut ke wadah pembesaran.
Pakan ikan cupang
Pakan favorit yang biasa diberikan pada ikan cupang adalah kutu air , cacing sutera dan larva nyamuk. Pakan sebaiknya diberikan sesering mungkin, misalnya 3-4 kali sehari. Semakin sering frekuensinya semakin baik. Lebih baik sedikit-sedikit tapi sering dari pada sekaligus banyak. Hal ini untuk mengurangi resiko penumpukan sisa pakan yang bisa mengakibatkan berkembangnya penyakit.
Kutu air bisa didapatkan di selokan-selokan yang tergenang, atau membelinya dari toko akuarium. Kalau tidak memungkinkan, kita bisa membudidayakan kutu air sendiri.
Perawatan ikan cupang
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, ikan cupang relatif tahan banting. Bisa dipelihara dalam akuarium tanpa menggunakan aerator. Ikan ini tahan terhadap kondisi air yang minim oksigen. Walaupun begitu, disarankan untuk tetap menjaga kualitas air dengan memberinya aerasi dan filter pembersih. Agar ikan bisa berkembang sempurna dan selalu dalam kondisi bugar. Terutama untuk perawatan ikan kontes.
Tidak disarankan memelihara lebih dari satu ikan cupang jantan yang telah dewasa dalam satu akuarium. Terlebih bila ukuran akuariumnya kecil dan tidak ada tempat berlindung. Ikan-ikan tersebut bisa saling menyerang satu sama lain. Akibatnya, sirip-siripnya tidak mulus dan warnanya kurang keluar.
Khusus untuk ikan cupang aduan, kita bisa memasukkannya ke dalam toples kaca kecil. Berdasarkan beberapa pengalaman, agar ikan lebih agresif simpan di tempat yang gelap. Jangan meletakkan toples ikan secara berdekatan. Karena ikan cupang aduan akan terus dalam kondisi siap menyerang dan membenturkan dirinya ke kaca. Berikan sekat tidak tembus pandang di antara toples-toples tersebut.
Gantilah air yang terdapat dalam wadah secara berkala. Lihat apakah ada penumpukan kotoran dan sisa pakan pada dasar wadah. Penumpukan tersebut bisa menimbulkan penyakit bahkan kematian pada ikan karena pencemaran air.
sumber:
alamtani.com
Langganan:
Postingan (Atom)