Selasa, 14 Oktober 2014

Budidaya Ikan Koi di Kolam Tanah

Budidaya koi di Kolam Tanah tidaklah banyak berbeda dengan budidaya ikan yang lain. Ikan koi membutuhkan air yang sehat sebagai tempat hidupnya. Sebagai salah satu ikan yang populer dan dikenal oleh masyarakat luas. Berternak koi ini bisa dilakukan sebagai hobby atau jika dilakukan secara serius bisa menjadi peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Ikan koi termasuk dalam kategori ikan hias yang membutuhkan nutrisi berkualitas baik untuk pemeliharaannya.

Syarat Lingkungan Hidup Ikan Koi

Cara budidaya koi yang baik pertama- tama harus memperhatikan lingkungan ikan, lingkungan hidup koi bermacam macam dan tergantung dari media mana yang dipilih, bisa akuarium, bak semen, kolam, bak fiber. Hal paling utama yang harus diperhatikan adalah kebersihan dan kondisi lingkungan ternak ikan yang terjaga. Dengan air yang baik maka kelangsungan hidup koi koi lebih terjamin. Air yang digunakan untuk ternak ikan tidak boleh mengandung zat berbahaya ataupun bahan kimia yang bisa mengganggu kelangsungan hidup ikan. Sisa pakan terkadang juga menjadi zat berbahaya buat ikan, hal ini disebabkan karena adanya amoniak. Bila sisa-sisa tersebut dibiarkan saja, tentu akan menumpuk dan berakibat fatal pada ikan. Untuk mengatasi hal tersebut biasanya ditambahkan filtrasi untuk menyaring air, atau bisa dicegah dengan cara mengganti air kolam secara berkala.

Tahapan yang harus dilakukan dalam menyiapkan kolam tanah adalah sebagai berikut:

a. Pengeringan dan pengolahan tanah

Sebelum ikan ditebarkan, kolam harus dikeringkan telebih dahulu. Lama pegeringan berkisar 3-7 hari atau bergantung pada teriknya sinar matahari. Sebagai patokan, apabila permukaan tanah sudah retak-retak, kolam bisa dianggap sudah cukup kering.
Pengeringan kolam bertujuan untuk memutus keberadaan mikroorganisme jahat yang menyebabkan bibit penyakit. Mikroorganisme tersebut bisa bekembang dari periode budidaya ikan sebelumnya. Dengan pengeringan dan penjemuran, sebagian besar mikroorganisme patogen akan mati.
Setelah dikeringkan, permukaan tanah dibajak atau dibalik dengan cangkul. Pembajakan tanah diperlukan untuk memperbaiki kegemburan tanah dan membuang gas beracun yang tertimbun di dalam tanah.
Bersamaan dengan proses pembajakan, angkat lapisan lumpur hitam yang terdapat di dasar kolam. Lumpur tersebut biasanya berbau busuk karena menyimpan gas-gas beracun seperti amonia dan hidrogen sulfida. Gas-gas itu terbentuk dari tumpukan sisa pakan yang tidak dimakan ikan.

b. Pengapuran dan pemupukan

Pengapuran berfungsi untuk menyeimbangkan keasaman kolam dan membantu memberantas mikroorganisme patogen. Jenis kapur yang digunakan adalah dolomit atau kapur tohor.
Pengapuran dilakukan dengan cara ditebar secara merata di permukaan dasar kolam. Setelah ditebari kapur, balik tanah agar kapur meresap ke bagian dalam. Dosis yang diperlukan untuk pengapuran adalah 250-750 gram per meter persegi, atau tergantung pada derajat keasaman tanah. Semakin asam tanah semakin banyak kapur yang dibutuhkan.
Langkah selanjutnya adalah pemupukan. Gunakan paduan pupuk organik ditambah urea dan TSP. Jenis pupuk organik yang dianjurkan adalah pupuk kandang atau pupuk kompos. Dosisnya sebanyak 250-500 gram per meter persegi. Sedangkan pupuk kimianya adalah urea dan TSP masing-masing 15 gram dan 10 gram per meter persegi. Pemupukan dasar kolam bertujuan untuk menyediakan nutrisi bagi biota air seperti fitoplankton dan cacing. Biota tersebut berguna untuk makanan alami ikan .

c. Pengaturan air kolam

 Pengisian kolam dilakukan secara bertahap. Setelah kolam dipupuk, isi dengan air sampai batas 30-40 cm. Biarkan kolam tersinari matahari selama satu minggu.
Dengan kedalaman seperti itu, sinar matahari masih bisa tembus hingga dasar kolam dan memungkinkan biota dasar kolam seperti fitoplankton tumbuh dengan baik. Air kolam yang sudah ditumbuhi fitoplankton berwarna kehijauan.



sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar